Senin, 12 Desember 2011
Cara Menangani Perilaku Aneh Remaja Jaman Sekarang :)
MASA remaja merupakan masa pertumbuhan anak saat ego pribadi sedang mencapai puncaknya. Tak ayal, berbagai perilaku yang dianggap ”aneh” oleh orangtua, mereka jalankan. Bagaimana menghadapinya?
Sejujurnya, tak seorang pun menyangkal bahwa menjadi orangtua bagi seorang remaja itu akan mudah. ”Remaja pada dasarnya terprogram untuk keras dari segala aspek dengan orangtua mereka,” kata Stuart Goldman MD, direktur pendidikan psikiatri di Children Hospital di Boston, Amerika Serikat.
Masa remaja adalah masa perubahan yang cepat, baik secara fisik maupun kognitif. ”Remaja sudah mulai bisa membantah dan melawan orang tua,” lanjut Goldman seperti dikutip WebMD.
Tak hanya membantah, banyak remaja yang bersikap seolah-olah membenci dan memusuhi orang tuanya. ”Sangat sulit memang bagi orangtua bereaksi ketika hal itu terjadi,” ujar Nadine Kaslow PhD, seorang psikolog yang mengkhususkan diri pada permasalahan anak-anak dan keluarga di Emory University, Atlanta, Amerika Serikat.
Sebagai orangtua, Anda harus tetap tenang dan berusaha menikmati masa-masa pemberontakan remaja tersebut, yang biasanya selesai saat dia berusia 16 atau 17 tahun. Namun, jangan juga membiarkan mereka berlaku buruk dan bersikap tidak sopan kepada Anda.
Ketika hal itu terjadi, Anda harus secara tegas menerapkan standar perilaku dasar. Salah satu solusi adalah pendekatan secara intensif kepada mereka. Misalnya dengan mengatakan kepada dia, ”Jika kamu tidak dapat mengatakan sesuatu yang menyenangkan, jangan mengatakan apa-apa”.
Dengan membiarkan anak remaja Anda tahu bahwa Anda berada di sini untuk dia, meskipun dia tidak terlalu peduli, malah akan membuatnya merasa nyaman di sisi Anda. Dia pun akan mulai terbuka dengan masalahnya, yang tentu saja kejadian tersebut langka terjadi. Perilaku jamak remaja lainnya, misalnya terlalu asyik dengan komunikasinya yang kini kian canggih saja.
Ini ironis, ketika bentuk-bentuk komunikasi yang dilakukan remaja, seperti SMS, BBM, dan menelepon, justru membuat mereka kurang komunikatif, setidaknya dengan orang yang hidup bersama mereka. Meskipun dalam dunia sekarang ini, melarang penggunaan semua perangkat elektronik bukan hanya tidak realistis, tapi juga tidak baik.
”Selalu memiliki jaringan dengan teman-teman mereka sangat penting untuk sebagian besar remaja,” kata Goldman.
Solusinya, Anda harus lihat gambaran besarnya. Susan Bartell PhD, seorang psikolog remaja di New York mengatakan, jika anak Anda berlaku baik di sekolah, mengerjakan tugas di rumah, dan tidak sepenuhnya keluar dari kehidupan keluarga, mungkin jalan terbaik adalah ”rehat sejenak”.
Boleh-boleh saja untuk menetapkan batasan yang wajar, seperti tidak boleh SMS-an atau menerima telepon selama makan malam. Beberapa orangtua memilih untuk tidak membiarkan remaja memiliki komputer di kamar mereka karena akan lebih sulit untuk mengawasi penggunaannya, dan ini sangat masuk akal. Banyak ahli juga menyarankan agar Anda menetapkan aturan bahwa komputer harus dimatikan, setidaknya satu jam sebelum tidur.
Hal itu merupakan cara untuk memastikan bahwa remaja mendapatkan jam tidur yang lebih banyak. Salah satu cara terbaik untuk membatasi berapa menit remaja Anda menghabiskan pulsa telepon dan SMS adalah dengan memintanya membayar tagihan ponsel sendiri. Selalu memonitor apa yang anak Anda buka saat dia online internet, terutama jika dia membuka situs jejaring sosial seperti MySpace dan Facebook.
Anda masih memiliki rumah dan komputer sendiri, jadi cek ke bagian kontrol internet dan perangkat lunak lainnya untuk memantau penggunaan situs-situs web yang aneh dan dipertanyakan. Perilaku lain yang mungkin meresahkan Anda pada diri anak remaja adalah mengabaikan jam malam.
Seharusnya, yang dilakukan orangtua sebelumnya adalah melakukan survei kecil-kecilan kepada teman-teman anak, apa yang biasanya mereka harapkan di rumah. Ini dilakukan agar pembatasan jam malam merupakan hal yang masuk akal bagi mereka dan mulai menjalaninya.
”Bagian dari apa yang remaja lakukan adalah menguji,” ujar Goldman. ”Tetapi kenyataannya bahwa mereka benar-benar menginginkan batasan sehingga orangtua perlu menjaga aturan tersebut dengan tegas,” lanjutnya.
Goldman menyarankan agar remaja diberi tenggang waktu hingga 10 menit dari kesepakatan awal. Jika mereka terlambat juga, Anda perlu mengatur konsekuensi yang harus dia terima, misalnya melarang keluar malam selama seminggu. Jika anak selalu pergi keluar rumah karena tidak betah atau tidak bahagia di rumah, sebaiknya Anda berbicara dengan mereka dan mencari tahu apa penyebabnya.
Namun, jika peraturan jam malam Anda memang sudah tepat dan sesuai dengan perkembangan anak, maka saatnya Anda untuk menetapkan konsekuensi dan kemudian menegakkannya jika remaja Anda melanggar. Ketika Anda membuat peraturan, Anda harus bersungguh-sungguh.Anda tidak dapat hanya menggertak sambal mereka karena mereka biasanya akan lebih keras.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar